Ayah Sadis Bantai Anak Dan Istrinya di Tangerang

Aksara - Tangerang - Kepala Kepolisian Resor Kota Tangerang Ajun Komisaris Besar Sabilul Alif mengatakan pembunuhan yang dilakukan seorang ayah, Lukman Nurul Hidayah, 37 tahun, terhadap istri dan dua anaknya, bermotif masalah ekonomi. "Uang yang dihabiskan istrinya untuk belanja, padahal uang itu untuk membayar utang," kata Sabilul di lokasi kejadian, perumahan Siena, Cipari, Panongan, Kabupaten Tangerang, Sabtu, 14 Oktober 2017.


Karena kasusnya cukup menyedot perhatian publik, penahanan Lukman dilimpahkan dari kantor Kepolisian Sektor Panongan ke Kepolisian Resor Kota Tangerang. Sampai saat ini, kata Sabilul, Lukman masih diperiksa secara intensif. Menurut Sabilul, pemeriksaan kejiwaan diperlukan untuk mengetahui kesehatan jiwa Lukman yang tega melakukan tindakan sadistis menghabisi nyawa istrinya, Ana Robinah (36), serta dua anaknya, Syifa Syakilla (9) dan Carisa Humaira (3). "Apakah jiwanya sehat atau tidak," kata Sabilul.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kota Tangerang Komisaris Wiwin Setiawan memastikan Lukman adalah pelaku pembunuhan tunggal dari tindakan sadis ini. "Pelaku sudah mengakui perbuatannya dan ini karena motif ekonomi," kata Wiwin.
Tindakan sadistis yang dilakukan Lukman terjadi pada Jumat petang, 13 Oktober 2017. Setelah cekcok mulut dengan istrinya, karyawan pabrik elektronik itu kalap dan menghujani istrinya dengan senjata tajam. Dua anaknya turut menjadi korban. Ketiga orang itu tewas seketika dengan luka tusukan pada tubuh. Wiwin Setiawan memastikan Lukman adalah pelaku tunggal pembunuhan sadistis ini. "Pelaku sudah mengakui perbuatannya," katanya.


Sekadar diketahui, tragedi berdarah terjadi di Perum Graha Sienna 1 Blok M No 10/21 RT 02/06, Desa Ciakar, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, Jumat (13/10/2017) malam. Dalam insiden tersebut, suami membunuh istri dan dua anaknya. Tersangka berinisial LNH (36). Sedangkan korban bernama Ana (37), Syifa Syakila (9), serta Carisa Humaira (3).

Tersangka kini sudah diamankan oleh jajaran Polresta Tangerang. Kasat Reskrim Polresta Tangerang Kompol Wiwin Setiawan menjelaskan, peristiwa ini terjadi lantaran faktor ekonomi. Sebelum tragedi berdarah ini terjadi, korban dengan tersangka sempat cekcok mulut. Mereka bersitegang karena uang untuk membayar utang dipakai tersangka tanpa sepengetahuan korban. "Pelaku emosi dan merasa tersindir, kemudian secara spontan saja melakukan perbuatannya itu,ujar Wiwin kepada Warta Kota di lokasi kejadian perkara, Sabtu (14/10/2017).

Pelaku meluapkan emosinya menggunakan sebilah pisau. Dua anak perempuannya juga meregang nyawa di tangan ayah kandungnya sendiri. "Kerjaaan pelaku ini sebagai buruh pabrik di Jatiuwung, Kota Tangerang," ucap Wiwin.
Mereka sudah tinggal di rumah itu sekitar lima tahun. Kini polisi masih mendalami kasus tersebut. "Istrinya orang Lampung dan suaminya asal Magelang. Mereka pendatang, dan kami masih meminta keterangan dari saksi-saksi," imbuh Wiwin.


Warga sekitar tak menyangka insiden berdarah ini terjadi. Sebab, keluarga tersebut dikenal baik oleh masyarakat sekitar. "Orangnya baik kok. Suami sama istrinya juga ramah dan sopan. Saya juga kaget bisa kejadian kayak gitu," cetus Wati (47), tetangga korban.


Ia menuturkan, LNH juga dipilih sebagai bendahara RT oleh warga. Sementara, korban merupakan kader Posyandu di lingkungan tersebut. "Kalau anaknya masih sekolah kelas 4 SD, dan satunya lagi baru akan masuk sekolah PAUD," paparnya.

Demikian adegan demi adegan dipetagakan oleh pelaku dan dijelaskan oleh Kapolresta Tangerang, AKBP Sabilul Alif, SIK, MSI didampingi Kasat Reskrim, Komisaris Polisi (Kompol) Wiwin Setiawan. Rekontruksi berjalan lancar dengan pengamanan ekstra ketat dipimpin langsung oleh Sabilul Alif. (gus/din)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Roso Sejati, Sejatining Roso Soko Cipto

Ilmu Roso Jati Sejatining Roso

Ilmu Sakti Melipat Bumi