Mahasiswa FKIP Unej Ikuti Seminar Guru Berprestasi

JEMBER - AKSARA
Lebih dari 500 Mahasiswa FKIP Unej mengikuti  Seminar Pendidikan dengan tema “Kiat-Kita Guru Berprestasi dan Kebijakan Pemerintah di Bidang Pendidikan”. Seminar pendidikan yang diadakan oleh Pengurus PMII Rayon FKIP Universitas Jember itu, digelar di Gedung KAUJE Universitas Jember, Kamis (21/9/2017).


Acara dimulai pukul 08.00 sampai pukul 13.00 WIB. Acara dihadiri Prof. Drs. Dafik, M.Sc., Ph.D. selaku Dekan FKIP Universitas Jember, Ketua Program Studi PLS FKIP Unej, Deditiani Tri Indrianti, S.Pd., M.Sc., Ketua IGI Bondowoso, Mohammad Hairul, S.Pd., M.Pd., dan Fusliyanto, S.Pd., M.Pd., M.Si dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah Menengah (BAN-SM).

Ketua IGI Bondowoso, Mohammad Hairul, S.Pd., M.Pd., yang didaulat sebagai pemateri, menyajikan materi kita-kiat guru berprestasi. Dalam paparannya, Hairul mengatakan jika banyak pemaknaan terhadap terminologi guru berprestasi. “Guru berprestasi apakah guru yang banyak dapat penghargaan? Atau Guru yang sering ikut diklat? Atau Guru yang rajin membuat karya ilmiah? Serta Guru yang pernah menang event guru berprestasi?,” pancing Hairul diawal sesi tanya jawab pada peserta seminar.

Sehingga dengan pancingan pertanyataan dari pemateri, seorang peserta seminar yakni  Ilham Adi Setyawan, dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, memberikan tanggapan atas pertanyaan yang disampaikan penyaji. Menurutnya, “Guru berprestasi adalah guru yang mendampingi siswa hingga berprestasi. Atau guru yang mampu menjadi inspirator dan penyemangat bagi siswa untuk berprestasi”.

Sontak, tanggapan Ilham tersebut, mendapat applause  dari seluruh peserta, seta mendapat hadiah buku dari pemateri. Selanjutnya, Hairul menyampaikan bahwa saat ini ada dikotomi problematik dalam dunia pendidikan. “Siswa kita sekarang adalah digital native, penduduk asli era digital. Ia sejak kecil sudah dekat-akrab dengan gadget. Sementara gurunya adalah digital immigrat, para pendatang di era digital,” paparnya.

Menyikapi hal itu, Hairul menyampaikan bahwa guru Abad 21 harus mahir literasi digital. Harus mampu memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran. Harus mampu membuat media pembelajaran berbasis IT. “Bila perlu ciptakan aplikasi pembelajaran berbasis android,” tekannya.

Diakhir acara setiap peserta langsung mendapatkan sertifikat yang sudah disiapkan panitia. Sementara Ketua PMII Rayon FKIP Unej, Fathur Rozi menyampaikan, jika peserta melebihi target yang ditentukan. “Alhamdulillah jumlah peserta melebihi yang kami targetkan. Sedikit banyak ini juga dampak dari kebijakan tentang SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijasah). Kami menyambut baik kebijakan tersebut. SKPI menjadi instumen untuk menggairahkan kembali mahasiswa dalam berorganisasi,” pungkasnya. (rik/din)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Roso Sejati, Sejatining Roso Soko Cipto

Ilmu Roso Jati Sejatining Roso

Ilmu Sakti Melipat Bumi