Kilas Balik Tentang Gunung Agung Karangasem Bali

Tim Aksara Tapal Kuda

Gunung Agung di Bali masih berstatus siaga. Tapi, masyarakat yang diungsikan sudah kembali ke rumah masing-masing. Gunung dengan ketinggian 3.142 Mdpl ini dalam pengawasan ketat.

Kepala BNPB Willem Rampangilei, menyampaikan  letak Pos Pengamatan Gunung Agung sekitar 15 km dari kawah, berada pada zona aman. Namun demikian jika sewaktu-waktu ada ancaman harus disiapkan skenario kemana. Saat erupsi Gunung Merapi di Yogyakarta dan Jawa Tengah tahun 2010, terdapat pos pengamatan Gunung Merapi terpaksa harus dikosongkan karena berbahaya sehingga pengamatan tetap berjalan.


Aktivitas terakhir Gunung Agung, berdasarkan laporan Pos Pantau Gunung Agung (PGA) tercatat pada 19 September terjadi 427 gempa dan hari ini jam 00.00-06.00 terjadi 94 gempa.
Gunung Agung sendiri memiliki sejarah letusan yang tercatat terbesar pada 1963. Sebelumnya, gunung itu meletus pada 1808, 1821, dan 1843. Saat letusan terjadi, gempa bumi mendahului. Sayangnya tidak ada catatan rinci mengenai letusan di masa itu.
BNPB dalam keterangan pers, Rabu (20/9), menyampaikan, letusan pada 1963 memiliki 5 fase yaitu:
1. Fase gejala (gempa terasa) tempat di bawah G.Agung
2. Fase pembuka, letusan pembuka kemudian membentuk lava lake (danau lava)
3. Erupsi pertama 14 km ke utara
4. Erupsi kedua 10 km Ke arah selatan
5. Letusan susulan yang cenderung lama.

Mengutip dari laman Sejarah Bali pada tahun 1963, ketika gunung meletus, juru kunci gunung Agung tak mau mengungsi, bahkan hampir semua lelaki dewasa dari beberapa desa “menyambut” lahar tumpahan gunung Agung tersebut. Kisah ini seperti saat Mbah Marijan yang tak mau mengungsi saat Merapi meletus.
Namun imbauan BNPB, masyarakat harus mengungsi mencari tempat yang aman bila terjadi letusan.  Berdasarkan peta kawasan rawan bencana III atau daerah yang paling berbahaya, tidak ada permukiman.

Sekadar diketahui, Gunung Agung ialah gunung tertinggi di Pulau Bali dengan ketinggian 3.142 mdpl (meter di atas permukaan laut). Ketika meletus, gunung itu menewaskan ribuan orang (1.148 orang, data Departemen Pekerjaan Umum) dan merusak berbagai bangunan termasuk Taman Ujung yang terkenal dengan istana airnya.

Gunung Agung terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali. Gunung itu adalah gunung api bertipe strato, memiliki kawah yang sangat besar dan sangat dalam yang kadang-kadang melepaskan asap dan uap air.


Dari Pura Besakih gunung itu tampak runcing sempurna, padahal puncak gunung tersebut memanjang dan berakhir pada kawah yang melingkar dan lebar. Pendakian menuju puncak gunung itu dapat dimulai dari tiga jalur pendakian yaitu dari selat lewat Sangkan Kuasa (selatan), dari Budakeling lewat Nangka (tenggara), dan dari Pura Besakih (barat daya).

Sebelum terjadi letusan puncak pada 17 Maret 1963, Gunung Agung menampakkan aktivitasnya pada 18 Februari 1963. Disebutkan, warga mendengar suara letusan dan awan tersembur ke udara dari puncak gunung. Kemudian pada 24 Februari 1963, lahar mulai turun di bagian utara gunung, dan meluncur sejauh 7 kilometer selama 20 hari.

Rekaman letusan gunung agung tahun 1963 (aksara/dok)

Puncaknya letusan pada 17 Maret 1963, Gunung memuntahkan abu vulkanik sejauh 10 kilometer ke udara. Desa-desa rusak, dan seribuan orang meninggal. Pada 16 Mei 1963, letusan kembali terjadi dan menewaskan sekitar 200 orang. Rangkaian aktivitas Gunung Agung terjadi hingga 1964. Menurut catatan,  letusan terakhir terjadi pada 26 Januari 1964, setelah itu aktivitas Gunung Agung tak terlihat lagi.
Sebelumnya letusan 1963-1964, Gunung Agung pernah meletus pada 1808, 1821, 1843, 1908, 1915, dan 1917. (TIM AKSARA)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Roso Sejati, Sejatining Roso Soko Cipto

Ilmu Roso Jati Sejatining Roso

Ilmu Sakti Melipat Bumi